Rabu, 29 Juni 2016

PENYAKIT SKOLIOSIS

SKOLIOSIS

a)      Definisi
Scoliosis adalah adanya pembengkokan atau kurveke lateral dari vertebra, karena kecatatan satu atau lebih dari corpus vertebra, kelunakan atau kontraktur otot atau ligamen.Scoliosis adalah kelainan tulang belakang, yang dimana terjadi penyimpangan susunan tulang belakang, jika dilihat dari sisi belakang terdapat adanya kurva tulang belakang ke arah lateral (samping) diikuti dengan rotasi. Scoliosis merupakan kelainan postur dimana sekilas mata penderita tidak mengeluh sakit atau yang lain, tetapi suatu saat dalam posisi yang dibutuhkan suatu kesiapan tubuh membawa beban tubuh misalnya berdiri, duduk dalam waktu yang lama, maka kerja otot tidak akan pernah seimbang. Hal ini yang akan mengakibatkan suatu mekanisme proteksi dari otot otot tulang belakang untuk menjaga keseimbangan, manifestasi yang terjadi justru overuse pada salah satu sisi otot yang dalam waktu terus menerus dan hal yang sama terjadi adalah ketidakseimbangan postur tubuh ke salah satu sisi tubuh. Jika hal ini berlangsung terus menerus pada system muskuloskletal tulang belakang akan mengalami bermacam macam keluhan antara lain, nyeri otot, keterbatasan gerak (range of motion) dari tulang belakang atau back pain, kontaktur otot, dan menumpuknya problematik akan berakibat pada terganggunya aktivitas kehidupan seharihari bagi penderita, seperti halnya gangguan pada system pernapasan, sistem pencernaan dan sistem kardiovaskuler. Skoliosis menurut National Institute of Arthritis and Musculoskeletal and Skin Disease (NIAMS) USA merupakan kelainan muskuloskeletal yang digambarkan dengan bengkoknya tulang belakang. NIAMS membagi scoliosis menjadi dua type yaitu scoliosis type stuctural dan scoliosis non stuctural (scoliosis fungsional), pada scoliosis fungsional masih tampak adanya kondisi struktur yang normal pada tulang belakang, type ini sifatnya hanya
sementara yang disebabkan oleh kondidi berikut ini seperti panjang tungkai yang tidak sama, spasme otot, atau kondisi inflamasi seperti pada appendixitis. Type struktural bisa disebabkan dari penyakit neuromuscular, cerebral palsy, poliomyelitis, atau muscular dystrophy, pertumbuhan tidak normal, traumatics, infeksi, tumor, penyakit metabolik, penyakit pada jaringan ikat (connective tissue), rheumatic dan beberapa faktor yang belum diketahui (Mujianto,2013). Berdasarkan dari type nya, scoliosis juga mempunyai sifat masing – masing, yaitu reversibel dan irreversibel. Scoliosis nonstruktural merupakan skoliosis dengan sifat reversibel, atau dapat dikembalikan kebentuk semula dan tanpa perputaran (rotasi) dari tulang punggung. Sedangkan scoliosis struktural merupakan scoliosis yang bersifat irreversibel dan dengan rotasi dari tulang punggung (Adulgopar, 2009). Berdasarkan bentuk kurva, scoliosis dapat dibedakan menjadi 3, yaitu : (1) kurva pada tulang belakang bengkok ke samping kiri membentuk huruf C dikenal dengan Levoscoliosis, (2) kurva pada tulang belakang bengkok ke samping kanan membentuk huruf C terbalik dikenal dengan sebutan Dextroscoliosis, (3) kurva tulang belakang membentuk huruf S (Mujianto, 2013).

b)     Etiologi
Penyebab terjadinya skoliosis diantaranya kondisi osteopatik, seperti fraktur, penyakit tulang, penyakit arthritis, dan infeksi. Pada skoliosis berat, perubahan progresif pada rongga toraks dapat menyebabkan perburukan pernapasan dan kardiovaskuler.
»Skoliosis idiopatik. Kasus skoliosis yang tidak diketahui penyebab pastinya disebut idiopatik. Menurut penelitian, sekitar sepertiga penderita skoliosis idiopatik terkait faktor genetika. Skoliosis idiopatik diderita sebanyak 80 persen dari jumlah penderita skoliosis.
»Skoliosis degeneratif. Skoliosis degeneratif terjadi akibat kerusakan bagian tulang belakang secara perlahan-lahan. Skoliosis tipe ini menimpa orang dewasa karena seiring bertambahnya usia, beberapa bagian tulang belakang menjadi lemah dan menyempit. Selain itu ada beberapa penyakit atau gangguan yang berhubungan dengan tulang belakang yang bisa menyebabkan skoliosis degeneratif, seperti osteoporosis, penyakit Parkinson, motor neurone disease, sklerosis multipel, dan kerusakan tulang belakang yang terjadi akibat operasi.
»Skoliosis kongenital. Skoliosis kongenital atau bawaan disebabkan oleh tulang belakang yang tidak tumbuh dengan normal saat bayi dalam kandungan.Selain itu ada juga beberapa gangguan pada saraf dan otot atau penyakit neuromuscular,seperti distrofi otot dan lumpuh otak.

c)       Klasifikasi
1. Skoliosis Postural
Disebut juga Skoliosis Skiatika atau Deformitas Semu. => deformitas sekunder sebagai kompensasi terhadap beberapa keadaan di luar tulang belakang. Contoh :
karena kaki pendek sebelah, kemiringan pelvic akibat kontraktur pinggul Bila diperbaiki posisinya, maka skoliosis ini akan menghilang :
» Kaki pendek => duduk, maka deformitas akan
hilang
»Skoliosis postural menghilang kalau fleksi
(membungkuk)
2. Skoliosis Struktural
=> deformitas pada segmen tulang belakang. Skoliosis tipe ini bersifat irreversibel ( tidak dapat di perbaiki ) dan dengan rotasi dari tulang punggung Komponen penting dari deformitas itu adalah rotasi vertebra, processus spinosus memutar kearah konkavitas kurva.
ͼ Tiga bentuk skosiliosis struktural yaitu :
1) Skosiliosis Idiopatik. adalah bentuk yang paling umum terjadi dan diklasifikasikan menjadi 3 kelompok :
a)Infantile : dari lahir-3 tahun.
b)Anak-anak : 3 tahun - 10 tahun
c)Remaja : Muncul setelah usia 10 tahun ( usia yang
paling umum )
2) Skoliosis Kongenital adalah skoliosis yang menyebabkan malformasi satu atau lebih badan vertebra.
3) Skoliosis Neuromuskuler, anak yang menderita penyakit neuromuskuler (seperti paralisis otak, spina bifida, atau distrofi muskuler) yang secara langsung menyebabkan deformitas.

d)     Patofisiologi
Skoliosis adalah kondisi abnormal lekukan tulang belakang, Skoliosis di turunkan, serta umumnya sudah terjadi sejak masa kanak-kanak. Penyebabnya tidak diketahui dan sama sekali tidak ada kaitannya dengan postur tubuh, diet, olahraga, dan pemakaian backpack. Dan ternyata, anak perempuan lebih sering terkena ketimbang anak laki-laki.Penyebab lain dari skoliosis yaitu infeksi kuman TB daerah korpus vertebra ( spondiliatis ) dan terjadi perlunakan korpus. Perubahan postural berupa lengkungan berbentuk S dan C terjadi pada tulang spinal atau termasuk rongga tulang spinal. Derajat lengkungan penting untuk di ketahui apakah terjadi penekanan pada paru-paru dan jantung.Umumnya, skoliosis tidak akan memburuk, dan yang terpenting adalah lakukan check up secara teratur (setiap 3 sampai 6 bulan). Catatan: Pada kondisi yang berat, bisa terjadi nyeri punggung, kesulitan bernapas, atau kelainan bentuk tubuh. Bisa jadi, anak perlu  (alat khusus) atau harus dioperasi. Tidak ada patokan baku untuk membantu membuat keputusan penanganan skoliosis, karena sangat dipengaruhi usia anak, derajat pembengkokan tulang punggung, serta prediksi tingkat keparahan sejalan dengan pertumbuhannya

e)      Manifestasi Klinis
Gejala yang ditimbulkan berupa:
1.Tulang belakang melengkung secara abnormal ke arah samping
2.Bahu dan atau pinggul kiri dan kanan tidak sama tingginya
3.Nyeri punggung
4.Kelelahan pada tulang belakang setelah duduk atau berdiri lama
5.Skoliosis yang berat (dengan kelengkungan yang lebih besar dari 60 ) bisamenyebabkan gangguan pernafasan

f)       Diagnosis Skoliosis
Skoliosis dapat didiagnosis oleh dokter dengan cara pemeriksaan fisik pada bahu, tulang belakang, tulang rusuk, dan pinggul untuk melihat apakah ada yang tampak menonjol dari salah satu bagian tersebut.Selain itu, dokter juga akan melakukan pemeriksaan yang berhubungan dengan saraf, seperti memeriksa kenormalan refleks tubuh, sensasi dan kekuatan otot.X-ray bisa dilakukan untuk melihat sudut lengkung tulang belakang atau sudut Cobb, dan memastikan diagnosis skoliosis. Dokter ortopedi mungkin akan menyarankan tes lanjutan jika dibutuhkan, seperti CT scan atau MRI scan.

g)      Komplikasi
Walaupun skoliosis tidak mendatangkan rasa sakit, penderita perlu dirawat seawal mungkin. Tanpa perawatan, tulang belakang menjadi semakin bengkok dan menimbulkan berbagai komplikasi seperti :
a.Kerusakan paru-paru dan jantung.
Ini boleh berlaku jika tulang belakang membengkok melebihi 700. Tulang rusuk akan menekan paru-paru dan jantung, menyebabkan penderita sukar bernafas dan cepat capai. Justru, jantung juga akan mengalami kesukaran memompa darah. Dalam keadaan ini, penderita lebih mudah mengalami penyakit paru-paru dan pneumonia.
b.Sakit tulang belakang.
Semua penderita, baik dewasa atau kanak-kanak, berisiko tinggi mengalami masalah sakit tulang belakang kronik. Jika tidak dirawat, penderita mungkin akan menghidap masalah sakit sendi. Tulang belakang juga mengalami lebih banyak masalah apabila penderita berumur 50 atau 60 tahun.

h)     Penatalaksanaan
Adapun pilihan terapi yang dapat dipilih, dikenal sebagai The three adalah :
a.Observasi
Pemantauan dilakukan jika derajat skoliosis tidak begitu berat, yaitu <25o pada tulang yang masih tumbuh atau <50o pada tulang yang sudah berhenti pertumbuhannya. Rata-rata tulang berhenti tumbuh pada saar usia 19 tahun.
Pada pemantauan ini, dilakukan kontrol foto polos tulang punggung pada waktu-waktu tertentu. Foto kontrol pertama dilakukan 3 bulan setelah kunjungan pertama ke dokter. Lalu sekitar 6-9 bulan berikutnya bagi yang derajat <20o dan 4-6 bulan bagi yang derajatnya >20o.

b.Orthosis
Orthosis dalam hal ini adalah pemakaian alat penyangga yang dikenal dengan nama brace. Biasanya indikasi pemakaian alat ini adalah :
1)Pada kunjungan pertama, ditemukan derajat pembengkokan sekitar 25º
2)Terdapat progresifitas peningkatan derajat sebanyak 25º
Jenis dari alat orthosis ini antara lain :
a)Milwaukee
b)Boston
c)Charleston bending brace
Alat ini dapat memberikan hasil yang cukup signifikan jika digunakan secara teratur 23 jam dalam sehari hingga masa pertumbuhan anak berhenti.
d.Operasi
Tidak semua skoliosis dilakukan operasi. Indikasi dilakukannya operasi pada skoliosis adalah :
1)Terdapat progresifitas peningkatan derajat pembengkokan >40-45o pada anak yang sedang tumbuh
2)Terdapat kegagalan setelah dilakukan pemakaian alat orthosis

3)Terdapat derajat pembengkokan >50o pada orang dewasa