SKOLIOSIS
a)
Definisi
Scoliosis adalah adanya pembengkokan
atau kurveke lateral dari vertebra, karena kecatatan satu atau lebih dari
corpus vertebra, kelunakan atau kontraktur otot atau ligamen.Scoliosis adalah
kelainan tulang belakang, yang dimana terjadi penyimpangan susunan tulang
belakang, jika dilihat dari sisi belakang terdapat adanya kurva tulang belakang
ke arah lateral (samping) diikuti dengan rotasi. Scoliosis merupakan kelainan
postur dimana sekilas mata penderita tidak mengeluh sakit atau yang lain,
tetapi suatu saat dalam posisi yang dibutuhkan suatu kesiapan tubuh membawa
beban tubuh misalnya berdiri, duduk dalam waktu yang lama, maka kerja otot
tidak akan pernah seimbang. Hal ini yang akan mengakibatkan suatu mekanisme
proteksi dari otot otot tulang belakang untuk menjaga keseimbangan, manifestasi
yang terjadi justru overuse pada salah satu sisi otot yang dalam waktu terus menerus
dan hal yang sama terjadi adalah ketidakseimbangan postur tubuh ke salah satu
sisi tubuh. Jika hal ini berlangsung terus menerus pada system muskuloskletal
tulang belakang akan mengalami bermacam macam keluhan antara lain, nyeri otot,
keterbatasan gerak (range of motion) dari tulang belakang atau back pain, kontaktur
otot, dan menumpuknya problematik akan berakibat pada terganggunya aktivitas
kehidupan seharihari bagi penderita, seperti halnya gangguan pada system pernapasan,
sistem pencernaan dan sistem kardiovaskuler. Skoliosis menurut National
Institute of Arthritis and Musculoskeletal and Skin Disease (NIAMS) USA merupakan
kelainan muskuloskeletal yang digambarkan dengan bengkoknya tulang belakang.
NIAMS membagi scoliosis menjadi dua type yaitu scoliosis type stuctural dan scoliosis
non stuctural (scoliosis fungsional), pada scoliosis fungsional masih tampak
adanya kondisi struktur yang normal pada tulang belakang, type ini sifatnya
hanya
sementara
yang disebabkan oleh kondidi berikut ini seperti panjang tungkai yang tidak
sama, spasme otot, atau kondisi inflamasi seperti pada appendixitis. Type
struktural bisa disebabkan dari penyakit neuromuscular, cerebral palsy, poliomyelitis,
atau muscular dystrophy, pertumbuhan tidak normal, traumatics, infeksi, tumor,
penyakit metabolik, penyakit pada jaringan ikat (connective tissue), rheumatic dan
beberapa faktor yang belum diketahui (Mujianto,2013). Berdasarkan dari type
nya, scoliosis juga mempunyai sifat masing – masing, yaitu reversibel dan irreversibel.
Scoliosis nonstruktural merupakan skoliosis dengan sifat reversibel, atau dapat
dikembalikan kebentuk semula dan tanpa perputaran (rotasi) dari tulang
punggung. Sedangkan scoliosis struktural merupakan scoliosis yang bersifat
irreversibel dan dengan rotasi dari tulang punggung (Adulgopar, 2009). Berdasarkan
bentuk kurva, scoliosis dapat dibedakan menjadi 3, yaitu : (1) kurva pada
tulang belakang bengkok ke samping kiri membentuk huruf C dikenal dengan
Levoscoliosis, (2) kurva pada tulang belakang bengkok ke samping kanan
membentuk huruf C terbalik dikenal dengan sebutan Dextroscoliosis, (3) kurva
tulang belakang membentuk huruf S (Mujianto, 2013).
b)
Etiologi
Penyebab terjadinya skoliosis
diantaranya kondisi osteopatik, seperti fraktur, penyakit tulang, penyakit
arthritis, dan infeksi. Pada skoliosis berat, perubahan progresif pada rongga
toraks dapat menyebabkan perburukan pernapasan dan kardiovaskuler.
»Skoliosis
idiopatik. Kasus skoliosis yang tidak diketahui penyebab pastinya disebut
idiopatik. Menurut penelitian, sekitar sepertiga penderita skoliosis idiopatik
terkait faktor genetika. Skoliosis idiopatik diderita sebanyak 80 persen dari
jumlah penderita skoliosis.
»Skoliosis
degeneratif. Skoliosis degeneratif terjadi akibat kerusakan bagian tulang
belakang secara perlahan-lahan. Skoliosis tipe ini menimpa orang dewasa karena
seiring bertambahnya usia, beberapa bagian tulang belakang menjadi lemah dan
menyempit. Selain itu ada beberapa penyakit atau gangguan yang berhubungan
dengan tulang belakang yang bisa menyebabkan skoliosis degeneratif, seperti
osteoporosis, penyakit Parkinson, motor neurone disease, sklerosis multipel,
dan kerusakan tulang belakang yang terjadi akibat operasi.
»Skoliosis
kongenital. Skoliosis kongenital atau bawaan disebabkan oleh tulang belakang
yang tidak tumbuh dengan normal saat bayi dalam kandungan.Selain itu ada juga
beberapa gangguan pada saraf dan otot atau penyakit neuromuscular,seperti
distrofi otot dan lumpuh otak.
c)
Klasifikasi
1.
Skoliosis Postural
Disebut juga Skoliosis Skiatika atau
Deformitas Semu. => deformitas sekunder sebagai kompensasi terhadap beberapa
keadaan di luar tulang belakang. Contoh :
karena
kaki pendek sebelah, kemiringan pelvic akibat kontraktur pinggul Bila
diperbaiki posisinya, maka skoliosis ini akan menghilang :
»
Kaki pendek => duduk, maka deformitas akan
hilang
»Skoliosis
postural menghilang kalau fleksi
(membungkuk)
2.
Skoliosis Struktural
=> deformitas pada segmen tulang
belakang. Skoliosis tipe ini bersifat
irreversibel ( tidak dapat di perbaiki ) dan dengan rotasi dari tulang punggung
Komponen penting dari deformitas itu adalah rotasi vertebra, processus spinosus
memutar kearah konkavitas kurva.
ͼ
Tiga bentuk skosiliosis struktural yaitu :
1)
Skosiliosis Idiopatik. adalah bentuk yang paling umum terjadi dan
diklasifikasikan menjadi 3 kelompok :
a)Infantile : dari lahir-3 tahun.
b)Anak-anak : 3 tahun - 10 tahun
c)Remaja : Muncul setelah usia 10 tahun
( usia yang
paling umum )
2)
Skoliosis Kongenital adalah skoliosis yang menyebabkan malformasi satu atau
lebih badan vertebra.
3)
Skoliosis Neuromuskuler, anak yang menderita penyakit neuromuskuler (seperti
paralisis otak, spina bifida, atau distrofi muskuler) yang secara langsung
menyebabkan deformitas.
d)
Patofisiologi
Skoliosis adalah kondisi abnormal
lekukan tulang belakang, Skoliosis di turunkan, serta umumnya sudah terjadi sejak
masa kanak-kanak. Penyebabnya tidak diketahui dan sama sekali tidak ada
kaitannya dengan postur tubuh, diet, olahraga, dan pemakaian backpack. Dan
ternyata, anak perempuan lebih sering terkena ketimbang anak laki-laki.Penyebab
lain dari skoliosis yaitu infeksi kuman TB daerah korpus vertebra (
spondiliatis ) dan terjadi perlunakan korpus. Perubahan postural berupa
lengkungan berbentuk S dan C terjadi pada tulang spinal atau termasuk rongga
tulang spinal. Derajat lengkungan penting untuk di ketahui apakah terjadi
penekanan pada paru-paru dan jantung.Umumnya, skoliosis tidak akan memburuk,
dan yang terpenting adalah lakukan check up secara teratur (setiap 3 sampai 6
bulan). Catatan: Pada kondisi yang berat, bisa terjadi nyeri punggung,
kesulitan bernapas, atau kelainan bentuk tubuh. Bisa jadi, anak perlu (alat khusus) atau harus dioperasi. Tidak ada
patokan baku untuk membantu membuat keputusan penanganan skoliosis, karena
sangat dipengaruhi usia anak, derajat pembengkokan tulang punggung, serta
prediksi tingkat keparahan sejalan dengan pertumbuhannya
e)
Manifestasi Klinis
Gejala yang ditimbulkan berupa:
1.Tulang
belakang melengkung secara abnormal ke arah samping
2.Bahu
dan atau pinggul kiri dan kanan tidak sama tingginya
3.Nyeri
punggung
4.Kelelahan
pada tulang belakang setelah duduk atau berdiri lama
5.Skoliosis
yang berat (dengan kelengkungan yang lebih besar dari 60 ) bisamenyebabkan
gangguan pernafasan
f)
Diagnosis Skoliosis
Skoliosis dapat didiagnosis oleh dokter
dengan cara pemeriksaan fisik pada bahu, tulang belakang, tulang rusuk, dan
pinggul untuk melihat apakah ada yang tampak menonjol dari salah satu bagian
tersebut.Selain itu, dokter juga akan melakukan pemeriksaan yang berhubungan
dengan saraf, seperti memeriksa kenormalan refleks tubuh, sensasi dan kekuatan
otot.X-ray bisa dilakukan untuk melihat sudut lengkung tulang belakang atau
sudut Cobb, dan memastikan diagnosis skoliosis. Dokter ortopedi mungkin akan
menyarankan tes lanjutan jika dibutuhkan, seperti CT scan atau MRI scan.
g)
Komplikasi
Walaupun skoliosis tidak mendatangkan
rasa sakit, penderita perlu dirawat seawal mungkin. Tanpa perawatan, tulang
belakang menjadi semakin bengkok dan menimbulkan berbagai komplikasi seperti :
a.Kerusakan
paru-paru dan jantung.
Ini
boleh berlaku jika tulang belakang membengkok melebihi 700. Tulang rusuk akan
menekan paru-paru dan jantung, menyebabkan penderita sukar bernafas dan cepat
capai. Justru, jantung juga akan mengalami kesukaran memompa darah. Dalam
keadaan ini, penderita lebih mudah mengalami penyakit paru-paru dan pneumonia.
b.Sakit
tulang belakang.
Semua
penderita, baik dewasa atau kanak-kanak, berisiko tinggi mengalami masalah
sakit tulang belakang kronik. Jika tidak dirawat, penderita mungkin akan
menghidap masalah sakit sendi. Tulang belakang juga mengalami lebih banyak
masalah apabila penderita berumur 50 atau 60 tahun.
h)
Penatalaksanaan
Adapun pilihan terapi yang dapat
dipilih, dikenal sebagai The three adalah :
a.Observasi
Pemantauan
dilakukan jika derajat skoliosis tidak begitu berat, yaitu <25o pada tulang
yang masih tumbuh atau <50o pada tulang yang sudah berhenti pertumbuhannya.
Rata-rata tulang berhenti tumbuh pada saar usia 19 tahun.
Pada
pemantauan ini, dilakukan kontrol foto polos tulang punggung pada waktu-waktu
tertentu. Foto kontrol pertama dilakukan 3 bulan setelah kunjungan pertama ke
dokter. Lalu sekitar 6-9 bulan berikutnya bagi yang derajat <20o dan 4-6
bulan bagi yang derajatnya >20o.
b.Orthosis
Orthosis
dalam hal ini adalah pemakaian alat penyangga yang dikenal dengan nama brace.
Biasanya indikasi pemakaian alat ini adalah :
1)Pada
kunjungan pertama, ditemukan derajat pembengkokan sekitar 25º
2)Terdapat
progresifitas peningkatan derajat sebanyak 25º
Jenis
dari alat orthosis ini antara lain :
a)Milwaukee
b)Boston
c)Charleston
bending brace
Alat
ini dapat memberikan hasil yang cukup signifikan jika digunakan secara teratur
23 jam dalam sehari hingga masa pertumbuhan anak berhenti.
d.Operasi
Tidak
semua skoliosis dilakukan operasi. Indikasi dilakukannya operasi pada skoliosis
adalah :
1)Terdapat
progresifitas peningkatan derajat pembengkokan >40-45o pada anak yang sedang
tumbuh
2)Terdapat
kegagalan setelah dilakukan pemakaian alat orthosis
3)Terdapat
derajat pembengkokan >50o pada orang dewasa